Flora Lahan Basah “Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)”

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai eceng gondok yang sering dijumpai di beberapa wilayah di Kalimantan seperti di Hulu Sungai, Banjarmasin, dan lain-lain.

0

1. Pengertian

Eceng gondok atau enceng gondok (Latin: Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuwan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya.

 2. Anatomi

Tinggi eceng gondok sekitar 0,4 – 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut. Secara fisiologis eceng gondok dapat berperan secara tidak langsung dalam mengatasi bahan pencemar perairan karena dapat bertahan hidup dengan cara membentuk rumpun. Akar tumbuh subur dan lebat serta berwarna hitam dengan permukaan ungu. Oksigen hasil fotosintesis di daun dan tangkai daun ditransfer ke akar yang permukaannya luas serta air di sekitarnya. Ini membuat rizosfer menyediakan lingkungan mikro dengan kondisi yang kondusif bagi bakteri nitrit. Oleh karena itu aktivitas dekomposisi oleh bakteri jenis ini yaitu perubahan amoniak menjadi nitrat lebih meningkat.

 3. Fisiologi

Eceng gondok memiliki daya adaptasi yang besar terhadap berbagai macam hal yang ada disekelilingnya dan dapat berkembang biak dengan cepat. Eceng gondok dapat hidup ditanah yang selalu tertutup oleh air yang banyak mengandung makanan. Selain itu daya tahan eceng gondok juga dapat hidup ditanah asam dan tanha yang basah. Kemapuan eceng gondok untuk melakukan proses-proses sebagai berikut:

a. Transpirasi

Jumlah air yang digunakan dalam proses pertumbuhan hanyalahmemerlukan sebagian kecil jumlah air yang diadsorbsi atau sebagian besar dari air yang masuk kedalam tumbuhan dan keluar meninggalkan daun dan batangs sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan proses transpirasi, sebagian menyerap melalui batang tetapi kehilangan air umumnya berlangsung melalui daun. Laju hilangnya air dari tumbuhan dipengaruhi oleh kwantitas sinar matahari dan musim penanaman. Laju teraspirasi akan ditentukan oleh struktur daun eceng gondok yang terbuka lebar yang memiliki stomata yang banyak sehingga proses transpirasi akan besar dan beberapa faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban,udara, cahaya dan angin.

b. Fotosintesis

Fotosintesis adalah sintesa karbohidrat dari karbondioksida dan air oleh klorofil. Menggunakan cahaya sebagai energi dengan oksigen sebagai produk tambahan. Dalam proses fotosintesis ini tanaman membutuhkan CO2 dan H2O dan dengan bantuan sinar matahari akan menghasilkan glukosa dan oksigen dan senyawa-senyawa organik lain. Karbondioksida yang digunakan dalam proses ini beasal dari udara dan energi matahari.

c. Respirasi

Sel tumbuhan dan hewan mempergunakan energi untuk membangun dan memelihara protoplasma, membran plasma dan dinding sel. Energi tersebut dihasilkan melalui pembakaran senyawa-senyawa. Dalam respirasi molekul gula atau glukosa (C6H12O6) diubah menjadi zat-zat sedarhana yang disertai dengan pelepasan energi.

4. Ekologi (Habitat)

Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat beradaptasi dengan perubahan yang ekstrem dari ketinggian air, arus air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium (Laporan FAO). Kandungan garam dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok seperti yang terjadi pada danau-danau di daerah pantai Afrika Barat, di mana eceng gondok akan bertambah sepanjang musim hujan dan berkurang saat kandungan garam naik pada musim kemarau. Hampir pada seluruh wilayah di Kalimantan memiliki tumbuhan eceng gondok yang melimpah.

5. Manfaat dan Dampak Eceng Gondok

Berikut manfaat adanya eceng gondok:

  • Mempunyai sifat biologis sebagai penyaring air yang tercemar oleh berbagai bahan kimia buatan industri.
  • Sebagai bahan penutup tanah dan kompos dalam kegiatan pertanian dan perkebunan.
  • Sebagai sumber gas yang antara lain berupa gas ammonium sulfat, gas hidrogen, nitrogen dan metan yang dapat diperoleh dengan cara fermentasi.
  • Bahan baku pupuk tanaman yang mengandung unsur NPK yang merupakan tiga unsur utama yang dibutuhkan tanaman.
  • Sebagai bahan industri kertas dan papan buatan.
  • Sebagai bahan baku karbon aktif.
  • Bagi pemelihara ikan, tanaman eceng gondok ini mengambang di kolam dan dijadikan sebagai pembudidaya ikan. Karena eceng gondok dapat berfungsi untuk peneduh atau sebagai penutup permukaan air dikala terjadi panas dari sinar matahari, dan fungsinya untuk menaungi air kolam dan menyediakan tempat bagi ikan untuk terhindar dari panas matahari.

2 Gambar 1. Manfaat eceng gondok pada ikan

 Akibat-akibat negatif yang ditimbulkan eceng gondok antara lain:

  • Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
  • Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).
  • Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
  • Mengganggu lalu lintas (transportasi) air, khususnya bagi masyarakat yang kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti di pedalaman Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.
  • Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia.
  • Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan .

Dua buah perahu menelusuri sungai yang penuh ditumbuhi ecen gondok di sungai Jenne Berang Makassar, Jumat (26//6). Gambar 2. Salah satu dampak eceng gondok pada transportasi air

6. Penanggulangan

Karena eceng gondok dianggap sebagai gulma yang mengganggu maka berbagai cara dilakukan untuk menanggulanginya. Tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya antara lain:

  • Menggunakan herbisida
  • Mengangkat eceng gondok tersebut secara langsung dari lingkungan perairan.
  • Menggunakan predator (hewan sebagai pemakan eceng gondok), salah satunya adalah dengan menggunakan ikan grass carp (Ctenopharyngodon idella) atau ikan koan. Ikan grass carp memakan akar eceng gondok, sehingga keseimbangan gulma di permukaan air hilang, daunnya menyentuh permukaan air sehingga terjadi dekomposisi dan kemudian dimakan ikan. Cara ini pernah dilakukan di danau Kerinci dan berhasil mengatasi eceng gondok di danau tersebut.
  • Memanfaatkan eceng gondok tersebut, misalnya sebagai bahan pembuatan kertas, kompos, biogas, perabotan, kerajinan tangan, sebagai media pertumbuhan bagi jamur merang, dan sebagainya.

7. Pembersih Polutan Logam Berat

Walaupun eceng gondok dianggap sebagai gulma di perairan, tetapi sebenarnya ia berperan dalam menangkap polutan logam berat. Rangkaian penelitian seputar kemampuan eceng gondok oleh peneliti Indonesia antara lain oleh Widyanto dan Susilo (1977) yang melaporkan dalam waktu 24 jam eceng gondok mampu menyerap logam kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni), masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35 mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan logam lain. Lubis dan Sofyan (1986) menyimpulkan logam chrom (Cr) dapat diserap oleh eceng gondok secara maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr semula berkadar 15 ppm turun hingga 51,85 persen. Selain dapat menyerap logam berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida.

 SUMBER:

Anggriawan. 2013. Manfaat dan Kerugian Jenis-Jenis Tumbuhan Air dalam Perairan.

 http://randidwianggriawan.blogspot.com/2013/04/manfaat-dan-kerugia-jenis-jenis.html

Diakses pada tanggal 5 Maret 2015.

Anonim. 2007. Eceng Gondok.

http://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok

Diakses pada tanggal 5 Maret 2015.

Maria, Rita. 2012. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes).

http://biologitumbuhanlahanbasah.blogspot.com/2012/10/eceng-gondok-eichhornia-crassipes.html

Diakses pada tanggal 5 Maret 2015.

Terima kasih atas perhatiannya. Mohon maaf jika ada kesalahan. Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.


Diposting oleh : MUHAMMAD RIPANI | J1F113021

Tinggalkan komentar